[SESI #1] KELAS MATRIKULASI BATCH #7 INSTITUT IBU PROFESIONAL
_Disusun oleh Tim Matrikulasi Institut Ibu Profesional_
  
*ADAB MENUNTUT ILMU*
Menuntut
ilmu adalah suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk mengubah
perilaku dan tingkah laku ke arah yang lebih baik. Karena pada dasarnya
ilmu menunjukkan kepada kebenaran dan meninggalkan segala kemaksiatan.
Banyak
diantara kita terlalu buru-buru fokus pada suatu ilmu terlebih dahulu,
sebelum paham mengenai adab-adab dalam menuntut ilmu. Padahal barang
siapa orang yang menimba ilmu karena semata-mata hanya ingin mendapatkan
ilmu tersebut, maka ilmu tersebut tidak akan bermanfaat baginya, namun
barangsiapa yang menuntut ilmu karena ingin mengamalkan ilmu tersebut,
niscaya ilmu yang sedikitpun akan sangat bermanfaat baginya.
_Karena ILMU itu adalah prasyarat untuk sebuah AMAL, maka ADAB adalah hal yang paling didahulukan sebelum ILMU_
_ADAB adalah pembuka pintu ilmu bagi yang ingin mencarinya_ Adab
menuntut ilmu adalah tata krama (etika) yang dipegang oleh para
penuntut ilmu, sehingga terjadi pola harmonis baik secara vertikal,
antara dirinya sendiri dengan Sang Maha Pemilik Ilmu, maupun secara
horisontal, antara dirinya sendiri dengan para guru yang menyampaikan
ilmu, maupun dengan ilmu dan sumber ilmu itu sendiri. Mengapa
para Ibu Profesional di kelas matrikulasi ini perlu memahami Adab
menuntut ilmu terlebih dahulu sebelum masuk ke ilmu-ilmu yang lain?
_Karena ADAB tidak bisa diajarkan, ADAB hanya bisa ditularkan_
Para
ibu lah nanti yang harus mengamalkan ADAB menuntut ilmu ini dengan
baik, sehingga anak-anak yang menjadi amanah para ibu bisa mencontoh
ADAB baik dari Ibunya
*ADAB PADA DIRI SENDIRI*
a. Ikhlas dan mau membersihkan jiwa dari hal-hal yang buruk Selama
batin tidak bersih dari hal-hal buruk, maka ilmu akan terhalang masuk
ke dalam hati.Karena ilmu itu bukan rentetan kalimat dan tulisan saja,
melainkan ilmu itu adalah “cahaya” yang dimasukkan ke dalam hati.
b.
Selalu bergegas, mengutamakan waktu-waktu dalam menuntut ilmu, Hadir
paling awal dan duduk paling depan di setiap majelis ilmu baik online
maupun offline.
c. Menghindari sikap yang “merasa’ sudah lebih tahu dan lebih paham, ketika suatu ilmu sedang disampaikan.
d.Menuntaskan
sebuah ilmu yang sedang dipelajarinya dengan cara mengulang-ulang,
membuat catatan penting, menuliskannya kembali dan bersabar sampai semua
runtutan ilmu tersebut selesai disampaikan sesuai tahapan yang
disepakati bersama.
e. Bersungguh-sungguh dalam menjalankan tugas
yang diberikan setelah ilmu disampaikan. Karena sejatinya tugas itu
adalah untuk mengikat sebuah ilmu agar mudah untuk diamalkan.
*ADAB TERHADAP GURU (PENYAMPAI SEBUAH ILMU)* a.
Penuntut ilmu harus berusaha mencari ridha gurunya dan dengan sepenuh
hati, menaruh rasa hormat kepadanya, disertai mendekatkan diri kepada
DIA yang Maha Memiliki Ilmu dalam berkhidmat kepada guru.
b.
Hendaknya penuntut ilmu tidak mendahului guru untuk menjelaskan sesuatu
atau menjawab pertanyaan, jangan pula membarengi guru dalam berkata,
jangan memotong pembicaraan guru dan jangan berbicara dengan orang lain
pada saat guru berbicara. Hendaknya penuntut ilmu penuh perhatian
terhadap penjelasan guru mengenai suatu hal atau perintah yang diberikan
guru. Sehingga guru tidak perlu mengulangi penjelasan untuk kedua
kalinya.
c. Penuntut ilmu meminta keridhaan guru, ketika ingin
menyebarkan ilmu yang disampaikan baik secara tertulis maupun lisan ke
orang lain, dengan cara meminta ijin. Apabila dari awal guru sudah
menyampaikan bahwa ilmu tersebut boleh disebarluaskan, maka cantumkan/
sebut nama guru sebagai bentuk penghormatan kita.
*ADAB TERHADAP SUMBER ILMU*
a. Tidak meletakkan sembarangan atau memperlakukan sumber ilmu dalam bentuk buku ketika sedang kita pelajari. b.
Tidak melakukan penggandaan, membeli dan mendistribusikan untuk
kepentingan komersiil, sebuah sumber ilmu tanpa ijin dari penulisnya. c.
Tidak mendukung perbuatan para plagiator, produsen barang bajakan,
dengan cara tidak membeli barang mereka untuk keperluan menuntut ilmu
diri kita dan keluarga. d. Dalam dunia online, tidak menyebarkan
sumber ilmu yang diawali kalimat “copas dari grup sebelah” tanpa
mencantumkan sumber ilmunya dari mana. e. Dalam dunia online,
harus menerapkan “sceptical thinking” dalam menerima sebuah informasi.
jangan mudah percaya sebelum kita paham sumber ilmunya, meski berita itu
baik.
Adab menuntut ilmu ini akan erat berkaitan dengan keberkahan sebuah ilmu, shg mendatangkan manfaat bagi hidup kita dan umat.
Referensi :
_Turnomo Raharjo, Literasi Media & Kearifan Lokal: Konsep dan Aplikasi, Jakarta, 2012._
_Bukhari Umar, Hadis Tarbawi (pendidikan dalam perspekitf hadis), Jakarta: Amzah, 2014, hlm. 5_
_Muhammad bin sholeh, Panduan lengkap Menuntut Ilmu, Jakarta, 2015_
| | | | |
Komentar
Posting Komentar